• L3

About Happiness and Sadness

Trip to Bromo

6 juni 2013 gw bareng beberapa anak kelas gw pergi ke Bromo. Gw nmgusulin ke sana karena emang tujuan gw jauh2 ke Pare itu buat nginjek Bromo..muheheheh
And gw berhasil ngumpulin temen2 gw buat pergi kesana <karena sebagian anak kelas gw udah ada yang duluan kesana>

Alhasil gw ngebuat rencana ini dan akan melakukan perjalan mandiri kesana tanpa tutor pendamping dari kursusan gw. Meskipun saat itu kursusan gw juga ngadain trip to Bromo.

Gw gak mau join karena gw males gabung anak kelas lain. Tapi karena gak enak sama tutor camp gw akhirnya gw ngeubah rencana gw sama temen2 gw. Untungnya temen gw mau nerima keputusan gw.

Setelah fixed buat gabung bareng kursusan gw untuk berangkat jum'at malam, tapi apa???

Tiba2 tutor pendamping dengan seenaknya ngebatalin rencana trip to Bromo minggu itu.
Astaghfirullah gw malu banget sama temen2 gw, gw gak enak banget sama mereka  karena setau gw mereka udah siap2. Niat hati untuk menjaga perasaan seseorang namun seseorang yang gak bertanggung jawab ngecewain hati kami semua. 

Dan untungnya temen2 gw masih mw nerima berita buruk tersebut dan mau berangkat besoknya <sabut> dengan resiko nyampe minggu malam dan besoknya kami harus masuk kelas seperti biasa jam 5:30 am!!!


Gw rembuk sama Miss andin, pokoknya rencana trip to Bromo gak boleh gagal, karena gw gak mw ngecewain temen2 gw lagi and Miss Andin berusaha buat nyari mobil yang bisa kami sewa.

Sebenernya kami akan naik ELF tapi karen akami hanya 9 orang duit patungannya gak cukup buat bayar ELf, so we just used rent car.

Udah bisa keetebak kalo dimobil nanti kami bakal sempit-sempitan karena harus duduk 9 orang di mobil plus sopir <gak kebayang sakitnya badan gw selama di perjalanan>


Yah namanya juga bakal liburan jadi gw dan temen2 gw tetep ceria :D

Emang kami nih nekat traveller dah..hahaha

 Desak-desakan naik Pick-up, padahal rencana awal naik Jeep T.T
Dan gue baru tau kalo isinya pick-up ini gak cuma gue sama temen2 gue karena pick-up muat untuk 2 rombongan, akhirnya kami pun digabung dengan rombongan lain, but not bad :)


Indah nya sunrise di sunrise view, jadi gak berasa dinginnya udara disana :D
View ini pun kami dapat dengan susah payah, karena setiba di sunrise view udah banyak banget orang-orang berkumpul, and you know what?? gue yg tingginya semeter kotor otomatis gak bisa dapat tempat untuk ngeliat indahnya sunrise dari situ, so miss Andin yang udah pengalaman kesana nyariin kami sunrise view lainnya. Finally here we are in BTS yang baru di cat pula -__-


After we are had breakfast kami langsung melanjutkan perjalanan ke bukit Teletubbies. Disana ternyata udah banyak banget orang2 yang ingin menikmati suasa dingin dan indah nya bukit Teletubbies yang masih diselimuti kabut tebal.
Dan bukan trip namanya kalau gak pake beli baju sebagai cinderamata..heheh 
*soalnya murah kalau beli disini dibanding di sunrise view*


Setelah puas berfoto ria di bukit Teletubbies kami pun melanjutkan perjalanan ke spot selanjutnya yaitu pasir berbisik. Gue pikir sih karena pernah dilakuin syuting film layar lebar pasir berbisik di tempat itu makanya it's called pasir berbisik *soalnya pas gue disana pasirnya gak bisikin gue apapun* hehehehe

Setelah pasir berbisik tujuan kami selanjutnya ke kawah bromo. Gue butuh waktu yang lumayan lama untuk tiba di kawah, karena kami memutuskan untuk tidak mengguanakan jasa kuda sewaan tapi berjalan kaki. Niat banget kan gue jalan naik gunung gitu, gempor cyiinn ..heheh
Dengan bantuan dari teman-teman gue akhirnya gue nyampai juga di atas *ketawa puas*

Sambil jalan turun dengan santai kami foto-foto dulu (how beatiful there) ;")
Selain berfoto ria kami juga bermain-main untuk menghilangkan rasa lelah kami. Karena saat itu gue kecapekan gue ngajak temen-temen gue yang cowok untuk berjalan seperti kereta api sambil megangin ransel temannya, dan yang paling depan yang harus berjalan paling cepat dari yang lain. Udah pasti dong gue milih paling belakang *heheheh devil laugh* namun tanpa gue sadar ketiga teman gue berniat usilin gue dan beruntungnya saat jalan gue gak natap kedepan tapi kebawah untuk ngurangin rasa capek gue* so gue gak kena trap mereka yang berniat dupaya gue nginjek kotoran kuda -_____-


Ternyata baru gue sadari perjalanan yang gue lalui untuk sampai ke kawah itu sejauh ini 
-______-

Tapi lo semua tahu kan ada kisah suku Tengger di Bromo??
Gak usah bingung kalau gak tahu, ini gue kasih reviewnya yang gue dapet dari simbah \o/

konon pada jaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah penduduk pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal hingga pada akhirnya mereka terpisah menjadi 2 bagian yan pertama menuju ke gunung Bromo dan yang kedua menuju Bali. Ke 2 tempat ini sampai sekarang mempunyai 2 kesamaan yaitu sama -sama menganut kepercayaan beragama Hindu.
Disebut suku Tengger di kawasan Gunung Bromo, Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger” dan Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma. orang Jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo.
Di sebuah pertapaan, istri seorang Brahmana / Pandhita baru saja melahirkan seorang putra yang fisiknya sangat bugar dengan tangisan yang sangat keras ketika lahir, dan karenanya bayi tersebut diberi nama ” JOKO SEGER “.
Di tempat sekitar Gunung Pananjakan, pada waktu itu ada seorang anak perempuan yang lahir dari titisan dewa. Wajahnya cantik dan elok. Dia satu-satunya anak yang paling cantik di tempat itu. Ketika dilahirkan, anak itu tidak layaknya bayi lahir. Ia diam, tidak menangis sewaktu pertama kali menghirup udara. Bayi itu begitu tenang, lahir tanpa menangis dari rahim ibunya. Maka oleh orang tuanya, bayi itu dinamai Rara Anteng.
Dari hari ke hari tubuh Rara Anteng tumbuh menjadi besar. Garis-garis kecantikan nampak jelas diwajahnya. Termasyurlah Rara Anteng sampai ke berbagai tempat. Banyak putera raja melamarnya. Namun pinangan itu ditolaknya, karena Rara Anteng sudah terpikat hatinya kepada Joko Seger.
Suatu hari Rara Anteng dipinang oleh seorang bajak yang terkenal sakti dan kuat. Bajak tersebut terkenal sangat jahat. Rara Anteng yang terkenal halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada pelamar yang sakti. Maka ia minta supaya dibuatkan lautan di tengah-tengah gunung. Dengan permintaan yang aneh, dianggapnya pelamar sakti itu tidak akan memenuhi permintaannya. Lautan yang diminta itu harus dibuat dalam waktu satu malam, yaitu diawali saat matahari terbenam hingga selesai ketika matahari terbit. Disanggupinya permintaan Rara Anteng tersebut.
Pelamar sakti tadi memulai mengerjakan lautan dengan alat sebuah tempurung (batok kelapa) dan pekerjaan itu hampir selesai. Melihat kenyataan demikian, hati Rara Anteng mulai gelisah. Bagaimana cara menggagalkan lautan yang sedang dikerjakan oleh Bajak itu? Rara Anteng merenungi nasibnya, ia tidak bisa hidup bersuamikan orang yang tidak ia cintai. Kemudian ia berusaha menenangkan dirinya. Tiba-tiba timbul niat untuk menggagalkan pekerjaan Bajak itu.
Rara Anteng mulai menumbuk padi di tengah malam. Pelan-pelan suara tumbukan dan gesekan alu membangunkan ayam-ayam yang sedang tidur. Kokok ayam pun mulai bersahutan, seolah-olah fajar telah tiba, tetapi penduduk belum mulai dengan kegiatan pagi.
Bajak mendengar ayam-ayam berkokok, tetapi benang putih disebelah timur belum juga nampak. Berarti fajar datang sebelum waktunya. Sesudah itu dia merenungi nasib sialnya. Rasa kesal dan marah dicampur emosi dan pada akhirnya Tempurung (Batok kelapa) yang dipakai sebagai alat mengeruk pasir itu dilemparkannya dan jatuh tertelungkup di samping Gunung Bromo dan berubah menjadi sebuah gunung yang sampai sekarang dinamakan Gunung Batok.
Dengan kegagalan Bajak membuat lautan di tengah-tengah Gunung Bromo, suka citalah hati Rara Anteng. Ia melanjutkan hubungan dengan kekasihnya, Joko Seger. Kemudian hari Rara Anteng dan Joko Seger menjadi pasangan suami istri yang bahagia, karena keduanya saling mengasihi dan mencintai.
Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, maksudnya “Penguasa Tengger Yang Budiman”. Nama Tengger diambil dari akhir suku kata nama Rara Anteng dan Jaka Seger. Kata Tengger berarti juga Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi.
Dari waktu ke waktu masyarakat Tengger hidup makmur dan damai, namun sang penguasa tidaklah merasa bahagia, karena setelah beberapa lama pasangan Rara Anteng dan Jaka Tengger berumahtangga belum juga dikaruniai keturunan. Kemudian diputuskanlah untuk naik ke puncak gunung Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa agar karuniai keturunan.
Tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo, Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya dan kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya. Pendek kata pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita kawah Gunung Bromo menyemburkan api.
Kusuma anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api dan masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib :”Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang tua kita dan Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Hyang Widi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji yang berupa hasil bumi dan di persambahkan kepada Hyang Widi asa di kawah Gunung Bromo. sampai sekarang Kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

.

© trienani